Mengenal Cauliflower Ear, Penyebab & Cara Mengatasinya

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF)
Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri Sp.BP-RE (KKF)Dokter Spesialis Bedah Plastik
Konsultasi dengan Dokter
Cauliflower ear atau telinga kembang kol adalah cedera yang mengganggu pendengaran - AlteaCare | Foto: Freepik

Cauliflower ear atau telinga kembang kol adalah cedera yang mengganggu pendengaran - AlteaCare | Foto: Freepik

Senin, 26 Juni 2023

Salah satu cedera yang dialami ketika menggeluti seni bela diri adalah cauliflower ear. Soalnya mereka harus mengalami banyak benturan keras.

Sobat Altea pernah atau gemar nonton pertandingan UFC? Mungkin Anda termasuk yang pernah bertanya, kenapa telinga pemain UFC bengkak. Contohnya saja pegulat terkenal Khabib Nurmagomedov.

Nah, ternyata ini karena para atlet ini mengalami cedera cauliflower ear.

Lalu apa itu cauliflower ear dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak paparan lengkap di bawah ini!

Apa Itu Cauliflower Ear?

Pada prinsipnya cauliflower ear atau perichondrial hematoma adalah kondisi berubahnya bentuk telinga akibat tekanan benda tumpul.

Tekanan ini akan membuat darah menumpuk di daun telinga dan mengganggu aliran darah ke tulang rawan. Jika aliran darah tidak lancar, tulang rawan akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Akibatnya, jaringan tulang telinga pun menjadi keras.

Kondisi inilah yang membuat telinga jadi terlihat bengkak dan mengubah bentuknya.

Dokter Bedah Plastik Konsultan Kraniofasial Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), mengatakan, jika derajat trauma cukup parah, bukan tidak mungkin menyebabkan gangguan pendengaran pada penderitanya.

“Kalau traumanya masif banget, sampai menimbulkan pendarahan di dalam telinga sampai merobek struktur telinga tengah, atau membran, dan lain-lain, itu bisa sebabkan gangguan pendengaran,” ujarnya kepada AlteaCare.

Gejala Cauliflower Ear

Masyarakat Indonesia lebih mengenal cedera ini dengan istilah telinga kembang kol. Hal ini dikarenakan bentuk telinga berubah menjadi sedikit membengkak seperti kembang kol.

Selain telinga yang membengkak, apa lagi gejala yang biasa dialami penderita cedera ini?

Setelah mendapat tekanan di sekitar telinga, penderita cauliflower ear biasanya akan mengalami beberapa gejala berikut:

  • muncul bengkak memerah di sekitar telinga bagian luar
  • bentuk telinga berubah
  • rasa nyeri pada area telinga
  • telinga mengalami pendarahan
  • tinnitus (muncul suara berdenging di telinga)
  • wajah bengkak
  • pandangan kabur
  • pendengaran berkurang
  • sakit kepala

Selain itu, ada kemungkinan juga telinga mengalami infeksi. Kalau sudah sampai infeksi, Anda juga akan merasakan gejala tambahan seperti berikut:

  • demam
  • telinga terasa semakin sakit
  • bengkak membesar
  • drainase nanah

Cara Mengatasi Cauliflower Ear

Berikut adalah beberapa cara menangani cauliflower ear yang bisa Anda lakukan

1. Kompres Area yang Terluka

Hal pertama yang harus dilakukan ketika telinga mengalami cedera tentu adalah mencari pertolongan medis. Hal ini ditujukan mencegah kecacatan permanen.

Namun, perjalanan dari lokasi Anda menuju rumah sakit tentu membutuhkan waktu. Nah, selama waktu ini, beri pertolongan pertama dengan kompres dengan es yang dibalut oleh handuk atau kain. Anda harus mengompres selama 15 menit. Lalu, rehatlah selama 15 menit sebelum mengompresnya lagi.

Ulangilah langkah tersebut sampai Anda bertemu dengan petugas medis.

2. Teknik Pembedahan dan Drainase

Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mengatasi cedera telinga kembang kol adalah dengan melakukan drainase. Metode ini menggunakan jarum untuk membuat ruang di dalam telinga.

Dalam prosedur ini petugas medis akan memasukkan jarum ke area tempat darah menggumpal untuk mengeluarkan cairan atau darah yang terperangkap.

Lalu, dokter akan menaruh bahan tertentu untuk mengisi ruang yang kosong di area telinga yang dibedah. Bahan tersebut bisa berupa jahitan, belat silikon, kapas, plester, dan klip.

Tujuan dari prosedur ini adalah mendistribusikan tekanan secara merata ke seluruh permukaan daun telinga.

3. Bedah Rekonstruksi Telinga

Jika cedera sudah cukup parah, biasanya dokter akan merekomendasikan untuk melakukan bedah rekonstruksi telinga.

Sebelum pembedahan, biasanya dokter akan memberikan anestesi atau bius lokal. Tindakan yang dilakukan selama pembedahan adalah:

  • dokter membuat sayatan di belakang telinga
  • dokter akan menghapus jaringan parut yang berserat dan cacat

Lalu, dokter akan merapikan permukaan area yang membengkak agar lebih mudah dibentuk kembali

  • dokter akan membentuk kembali tulang rawan Anda
  • kemudian, dokter akan mengubah posisi kulit di area telinga bagian depan
  • terakhir, dokter akan menutup sayatan dengan jahitan

Operasi rekonstruksi telinga sangat penting untuk penderita cauliflower ears, terutama yang gejalanya sudah cukup parah.

Soalnya, kondisi telinga kembang kol ini rentan terhadap infeksi, nekrosis (kematian dini sel-sel dan jaringan hidup), dan kontraktur (berkurangnya lingkup gerak sendi).

Lalu, bagaimana cara kita mengetahui, kapan waktunya dilakukan pembedahan kecil dan besar?

Saat ini, dokter akan melihat berdasarkan ukuran pembengkakan yang dialami pasien. Jika bengkaknya kecil, dokter bisa merekomendasikan pembedahan kecil. Namun, jika bengkaknya cukup besar, dokter akan merekomendasikan bedah rekonstruksi telinga.

4. Operasi Penggantian Daun Telinga

Opsi lainnya untuk mengatasi cauliflower ear, menurut dr. Putri, adalah penggantian daun telinga. Prosedur penggantian daun telinga sendiri mirip seperti operasi microtia.

“Kami ganti (daun telinga) dengan rangka tulang iga,” ujarnya.

Tantangan dalam operasi pembedahan ini adalah struktur tulang telinga orang dewasa yang berbeda dengan anak-anak. Tulang telinga anak-anak relatif tidak terlalu keras sehingga lebih mudah dibedah.

“Kalau tua, tulang rawannya sudah mengeras, komponennya tidak selentur usia di bawah 15 tahun,” kata dr. Putri.

Cara Mencegah Cauliflower Ear

Memang cedera ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama atlet yang selalu mengalami kontak fisik saat bertanding, semisal pegulat, petinju, pesilat, pemain rugby, dan lain-lain.

Meski cedera terkadang tidak bisa terhindarkan, kita bisa mencegah kemungkinan terburuk. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pelindung telinga atau helm.

Helm ini akan melindungi area di sekitar telinga dari benturan benda tumpul yang keras.

Selain itu, dr. Putri juga mengingatkan agar tidak meremehkan cedera yang dialami di sekitar telinga. Ketika cederanya masih ringan, dokter bisa melakukan tindakan pencegahan agar kerusakan tidak parah.

Namun, jika dibiarkan begitu saja, sekalipun sudah menjalani operasi pembedahan, bisa saja hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

“Kalau ada pendarahan di bawah kulit atau hematom, jangan diremehkan! Segera cari dokter dengan kompetensi sesuai agar dilakukan tindakan agar tidak jadi cauliflower ear,” ujarnya.

Itulah penjelasan mengenai cauliflower ear dan cara mengatasinya.

Jika masih bingung, jenis perawatan apa yang harus dilakukan ketika mengalami cedera, Anda bisa buat janji dengan Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF) di AlteaCare.

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan segera buat janji dengan dokter andalan!





Sumber:

  • Bhupendra C. Patel, Keegan Skidmore, Julia Hutchison, Jason D. Hatcher. (2023). Cauliflower Ear. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing
  • Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2023. Cauliflower Ear
  • Josef Haik, et al. (2018). Cauliflower ear – a minimally invasive treatment method in a wrestling athlete: a case report. International Medical Case Reports Journal, 11: 5–7
  • Ali Ebrahimi, et al. (2015). Reconstructive Surgery of Auricular Defects: An Overview. Trauma Monthly "Journal of Trauma and Emergency Medicine", 20(4): e28202
  • Wawancara dengan dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), Jumat, 28 April 2023
0 Disukai
0 Komentar